Kamis, 27 April 2023

RANGKUMAN MATERI IPA BIOLOGI KELAS 11

 RANGKUMAN MATERI IPA BIOLOGI KELAS 11 SEMESTER 1

LANJUTAN BAB 9

B. Hormon


Hormon merupakan zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin atau kelenjar buntu. Kelenjar endokrin disebut kelenjar buntu karena tidak mempunyai saluran, hormon yang dihasilkan langsung dibawa oleh darah untuk diedarkan keseluruh tubuh.

Hormon berfungsi untuk mengatur pertumbuhan, metabolisme tubuh, reproduksi dan tingkah laku. Sebagai subsistem dalam sistem koordinasi maka hormon mempunyai hubungan yang sangat erat dengan sistem saraf.

Berdasarkan aktivitsanya, kelenjar endokrin dibedakan menjadi tiga macam yaitu:

  • kelenjar yang bekerja sepanjang hayat,
  • kelenjar yang bekerjanya mulai saat tertantu, dan
  • kelenjar yang bekerja hanya sampai saat tertentu saja.
    1. Kelenjar Hepofisis

Kelenjar hepofisis yang terletak diotak besar disebut juga master of gland, karena menghasilkan bermacam-macam hormon yang mengatur kegiatan kelenjar lainnya. Kelenjar hepofisis dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian anterior, bagian tengah, dan bagian posterior. kelenjar hepofisis bekerja sama dengan hipotalamus mengendalikan organ-organ tubuh.

    a. Hipofisis bagian anterior

Hipofisis bagian anterior menghasilkan hormon somatotrof (hormon pertumbuhan). Hormon ini berpengaruh pada pertumbuhan tulang manusia. Kelebihan hormon ini pada anak-anak mengkibatkan pertumbuhan raksasa yang disebut gigantisme. Apabila kelebihan hormon ini pada orang dewasa akan mengakibatkan pertumbuhan memanjang pada ujung-ujung tulang tertentu seperti ujung-ujung tulang muka, yang disebut akromegali. Kekurangan hormon pertumbuhan akan mengakibatkan pertumbuhan kecil yang disebut kretinisme.


Hormon tirotrof adalah hormon yang mengatur pertumbuhan dan fungsi kelenjar gondok atau kelenjar tiroid. Hormon ini mempengaruhi pengambilan unsur iodium, dan sintesis hormon tiroksin. Hormon Adrenokortikotrof (ACTH) merupakan hormon yang merangsang kelenjar adrenal untuk mensekresi glukokortikoroid. Hormon Laktogenik atau hormon Prolaktin merupakan hormon yang merangsang kelenjar susu untuk menghasilkan air susu.

Hormon gonadritof pada wanita, terdiri atas Follicle Stimulating Hormon (FSH) yang berfungsi merangsang pertumbuhan folikel ovarium, menghasilkan estrogen, dan Luteineing Hormon (LH) yang berfungsi mempengaruhi pertumbuhan folikel ovarium menjadi korpus luteum, korpus leutum menghasilkan progesteron.

Hormon gonadrotof pada pria terdiri atas Follicle Stimulating Hormon (FSH) yang berfungsi merangsang terjadinya spermatogenesis dan hormon perangsang sel-sel intertisil (ICTH) atau hormon luteinisasi yang berfungsi merangsang sel-sel intertisiil untuk menghasilkan testoteron.

    b. Hipofisis bagain tengah

Hipofisis bagian tengah mengahsilkan hormon perangsang melanosit atau Melanosit Simulating Hormon (MSH). Apabila hormon ini terlalu banyak dihasilkan, maka akan menyebabkan kulit menjadi hitam.

    c. Hipofisis bagian posterior

Hepofisis bagian poterior menghasilkan eksitosin yang berfungsi menpengaruhi otot uterus berkontraksi sehingga mempermudah proses persalinan, dan hormon vasopresin, yang berfungsi sebagai anti diuretik, mencegah pengeluaran urin yang terlalu banyak. Hal ini berhubungan dengan fungsinya yang menyebabkan kontraksi otot-otot usus halus, kantong air seni, dan kantong empedu serta menyebabkan penyempitan pembuluh darah.

    2. Kelenjar Tiroid (Kelenjar Gondok)

Hormon yang dihasilkan kelenjar tiroid adalah tiroksin dan tridotrinonin yang berperan mempengaruhi proses metabolisme, memproduksi energi dan oksidasi sel, pertumbuhan fisik, kematangan seksual, distribusi garam dan pengubahan glukosa menjadi glukogen. Selain itu, menghasilkan hormon kalsitonin yang berfungsi menjaga keseimbangan kaslium darah. Kelebihan hormon ini menyebabkan penyakit yang disebut Marbos Basedoro. Sedangkan, kekurangan hormon ini pada masa pertumbuhan akan mengakibatkan penyakit yang disebut kretinisme. Apabila terjadi pada saat dewasa disebut mixoedium (kegemukan) dan kebodohan.

    3. Kelenjar Parateroid (Kelenjar anak gondok)

Kelenjar ini menghasilkan kelenjar parathormon yang berperan menjaga keseimbangan kalsium dalam darah. Kelebihan hromon ini menyebabkan kalsium dalam tulang terambil sehingga terjadi perendapan kalsium dan menyebabkan batu ginjal. Pada beberapa orang dapat menyebabkan tulang mudah sekali patah. Kekurangan hormon ini akan menyebabkan gejala kadar kapur dalam darah menurun, kejang tangan dan kaki, jari-jari tangan membengkok kearah pangkal, kesemuta dan sukar tidur.\

    4. Kelenjar Adrenal (Anak Ginjal)

Kelenjar ini menempel pada bagian atas ginjal. Pada satu ginjal terdapat satu kelenjar adrenal yang terbagi menjadi dua bagian yaitu bagian luar (korteks) dan bagian tengah (modula). Hormon yang dihasilkan kortikoid mineral yang berfungsi menyerap natrium dari darah dan reabsorpasi air pada ginjal. Hormon glukosa kortikoid berfungsi menaikan kadar glukosa darah, dan berperan dalam mengubah protein menjadi glikogen dan selanjutnya menjadi glukosa.

Kerusakan pada korteks kelenjar adrenal mengakibatkan penyakit Addison dan gejala kelelahan, nafsu makan berkurang, mual, muntah-muntah, dan terasa sakit di dalam tubuh. Kelenjar ini juga menghasilkan horomon androgen yang berpengaruh menentukan sifat kelamin sekunder pria. Kelebihan hormon ini menyebabkan penyakit yang disebut virilisme, yaitu ciri seksual pria yang ada di wanita.

    5. Kelenjar Pankreas

Sel pada pankreas dikenal dengan pulau langerhans. Pulau langerhans ini menghasilkan hormon insulin. Insulin berfungsi mengatur konsentrasi glukosa dalam darah. Kelebihan glukosa akan disimpan pada sel hati dan selanjutnya akan dirombak menjadi glikogen dan akan disimpan. Kekurangan insulin dapat menyebabkan diabetes melitus dan gangguan jantung serta ginjal.

    6. Kelenjar Gonad

Ovarium merupakan alat reproduksi wanita, hormon yang dihasilkan oleh ovarium adalah hormon estrogen dan hromon progesteron. Hormon entrogen dihasilkan oleh Folicle Graaf. Pembentukan hormon ini dirangsang oleh FSH. Fungai entrogen adalah menimbulkan dan mempertahankan tanda-tanda kelamin sekunder pada wanita. Tanda-tanda kelamin sekunder adalah tanda yang membedakan antara wanita dengan pria tanpa melihat kelaminya. 

Progesteron adalah salah satu hormon seks wanita yang diproduksi oleh ovarium selama siklus menstruasi dan selama kehamilan. Hormon ini berperan penting dalam mempersiapkan rahim untuk implantasi sel telur yang telah dibuahi dan mempertahankan kehamilan.

Selama siklus menstruasi, kadar progesteron akan meningkat setelah ovulasi dan menurun drastis jika tidak terjadi pembuahan. Jika pembuahan terjadi, maka kadar progesteron akan terus meningkat selama kehamilan untuk membantu mempertahankan kehamilan dan mempersiapkan rahim untuk melahirkan.

Testis merupakan organ reproduksi khusus pria. Testis menghasilkan hormon endrogen, yaitu testosteron. Testtosteron berfungsi menimbulkan ciri-ciri seksual pada pria. Misalnya dada menjadi bidang, tumbuh kumis, dan suara menjadi lebih berat.

Rabu, 26 April 2023

RANGKUMAN MATERI IPA BIOLOGI KELAS 11

 RANGKUMAN MATERI IPA BIOLOGI KELAS 11 SEMESTER 1

BAB 9

Sistem Koordinasi Pada Manusia

Peta Konsep

A. Sistem Saraf

Sistem koordinasi (regulasi) pada manusia dilakukan oleh dua subsistem yaitu saraf (neral) dan endokrin. Selain itu fungsi koordinasi juga berhubungan dengan alat-alat indera.

Saraf (neural) pada dasarnya adalah jaringan komunikasi yang menghubungkan seluruh sistem pada tubuh manusia. Hormon berasal dari endokrin dan beredar didalam darah untuk mengatur organ-organ khusus. Jadi, saraf maupun hormon mengatur proses-proses tubuh.

    1. Sel Saraf

Sistem saraf manusia terdiri dari otak, sumsum tulang belakang, dan saraf yang menghubungkan bagian pusat dengan bagian-bagian tubuh yang lainnya.

Saraf terdiri dari berjuta-juta sel saraf. Sel saraf terbagi menjadi dua jenis, yaitu neuron dan neuroglia. Neuron berfungsi sebagai pembawa informasi yang baik dan organ penerima rangsang menuju pusat susunan saraf maupun sebaliknya. Sedangkan, neuroglia berperan dalam hal mendukung neuron sehingga sel neuron mampu melakukan tugasnya.

Sel neuron umumnya terdiri atas tiga bagian, yaitu akson, badan sel, dan dendrit.

  • Dendrit adalah struktur ysng terbentuk dari ronjolan plasma yang berfungsi meneruskan implus menuju badan sel
  • Badan Sel adalah struktur berwarna kelabu yang menghasilkan energi bagi kegiatan sel neuron
  • Akson adalah struktur berbentuk panjang dan licin. Akson berfungsi untuk mngantarkan rangsang dari badan sel ke neuron lain
Berdasarkan fungsinya, sel saraf (neuron) dapat dibagi menjadi berikut:

  • Neuron sensorik: Neuron ini menerima informasi dari reseptor di dalam tubuh dan mengirimkannya ke otak atau sumsum tulang belakang. Neuron sensorik memiliki dendrit yang lebih panjang dan akson yang lebih pendek, serta biasanya memiliki hanya satu dendrit.
  • Neuron motorik: Neuron ini mengirimkan informasi dari otak atau sumsum tulang belakang ke otot atau kelenjar di seluruh tubuh. Neuron motorik memiliki akson yang lebih panjang dan dendrit yang lebih pendek, serta hanya memiliki satu akson.
  • Neuron intermediet: Neuron ini berada di antara neuron sensorik dan motorik, dan terlibat dalam pengolahan informasi yang diterima oleh otak. Neuron intermediet memiliki dendrit dan akson yang seimbang dan bisa bercabang-cabang, serta sering terhubung dengan banyak neuron lain.

Berdasarkan strukturnya, neuron dapat dibagi menjadi:

  • Neuron unipolar: Neuron ini memiliki satu proses cabang yang terbagi menjadi dendrit dan akson. Pada neuron unipolar, soma (badan sel) terletak di bagian tengah proses cabang. Neuron unipolar umumnya ditemukan pada sistem saraf perifer.
  • Neuron bipolar: Neuron ini memiliki dua proses cabang, yaitu dendrit dan akson yang masing-masing terhubung pada ujung neuron. Soma terletak di antara kedua proses cabang. Neuron bipolar terutama ditemukan pada organ indera, seperti retina mata dan telinga bagian dalam.
  • Neuron multipolar: Neuron ini memiliki banyak proses cabang yang terdiri dari satu akson dan banyak dendrit. Pada neuron multipolar, soma terletak di bagian tengah neuron. Neuron multipolar merupakan jenis neuron yang paling umum ditemukan pada sistem saraf pusat, termasuk otak dan sumsum tulang belakang.

     2. Impuls Saraf

    a. Penghantaran impuls saraf melalui saraf

Penghantaran implus balik yang berupa rangsangan ataupun tanggapan melalui serabut saraf (akson) terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik antara bagian luar dan bagian dalam sel. Bila impuls telah lewat maka untuk sementara serabut saraf tidak dapat dilalui  oleh implus, karena terjadi perubahan potensial kembali seperti semula (potensial istirahat). Untuk berfungsi kembali diperlukan waktu sekitar 1/500 sampai 1/1000 detik.

Energi yang digunakan berasal dari hasil penafsiran dari sel yang dilakukan oleh mirokondria dalam sel saraf.

    b. penghantaran impuls pada sinapsis

Hubungan anatara akson dan satu neuron dengan dndrit akson berikutnya disebut sinaps yang berasal dari bahasa yunani yang berarti hubungan. Pada sebagian besar sinaps terdapat celah sebesar 20nm yang memisahkan kedua membran plasma, impuls diteruskasn melalui celah ini dengan transmiter zat kimiawi khusus yang disebut neurotransmiter. Ada beberapa macam neurotransmiter, antara lain : asetilkolin yang terdapat disinapsis seluruh tubuh, noradrenalin terdapat di sistem saraf simoatik, dopanim dan serotonin terdapat di otak.

Secara fungsional sinaps sangat penting karena merupakan titik tempat diatrunya arus impuls yang melalui saraf .

    3. Terjadinya Gerak Biasanya dan Gerak Refleks

Gerak merupakan pola koordinasi yang sederhana utnuk menjelaskan hentakan impuls uleh saraf. Padda umumnya gerak terjadi secara sadar, namun ada pula gerak yang terjadi  tanpa disadari, yaitu gerak refleks. Impuls pada gerak sadar melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor ke saraf sensori, dibawa ke otak untuk diolah, hasil olahan dari otak adalah tanggapan yang dibawa oleh saraf motor sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor.

Gerak refleks adalah gerak yang tejadi secara cepat dan tidak disadari. Pada dasarnya gerak ini merupakan mekanisme untuk menghindari dari suatu keadaan yang membahayakan. Gerak refleks penting dalam pengaturan denyut jantung, tekanan darah, pernafasan, salivasi, dan gerakan saluran pencernaan.

    4. Sistem Saraf  Pusat dan Saraf  Tepi

    a. sistem saraf pusat

Sistem saraf pusat (SSP) terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Otak merupakan organ pusat yang mengontrol dan mengkoordinasi berbagai fungsi tubuh, seperti gerakan, persepsi, emosi, dan kognisi. Otak juga bertanggung jawab dalam mengatur sistem saraf otonom, yang mengendalikan fungsi-fungsi tubuh yang tidak sadar, seperti detak jantung, pernapasan, dan pencernaan.


Sumsum tulang belakang, seperti namanya, terletak di dalam tulang belakang dan berfungsi sebagai pusat pengolahan sinyal sensorik dan motorik dari seluruh tubuh. Sumsum tulang belakang menerima sinyal sensorik dari saraf-saraf tepi dan mengirimkan sinyal motorik ke otot-otot dan kelenjar-kelenjar di seluruh tubuh.


Sistem saraf pusat berfungsi sebagai pusat pengolahan dan koordinasi informasi dalam tubuh manusia.

    b. sistem saraf tepi

Sistem saraf tepi (SST) terdiri dari saraf-saraf yang berada di luar otak dan sumsum tulang belakang. Saraf-saraf tersebut terhubung dengan organ-organ dan jaringan-jaringan di seluruh tubuh dan bertanggung jawab dalam mengirimkan informasi dari dan ke SSP.

SST dibagi menjadi dua bagian utama: sistem saraf somatik dan sistem saraf otonom. Sistem saraf somatik terdiri dari saraf-saraf motorik dan sensorik yang menghubungkan SSP dengan otot-otot dan jaringan ikat serta organ sensorik seperti kulit, mata, dan telinga. Sistem saraf somatik bertanggung jawab dalam mengontrol gerakan-gerakan sadar, seperti berjalan, berlari, dan mengangkat benda.

Sistem saraf otonom terdiri dari saraf-saraf motorik dan sensorik yang menghubungkan SSP dengan organ-organ internal, seperti jantung, pembuluh darah, paru-paru, lambung, usus, dan kelenjar-kelenjar. Sistem saraf otonom bertanggung jawab dalam mengatur fungsi-fungsi tubuh yang tidak sadar, seperti denyut jantung, tekanan darah, pernapasan, pencernaan, dan produksi kelenjar-kelenjar tubuh.

Sistem saraf tepi berperan penting dalam mengirimkan informasi dari dan ke SSP. Tanpa sistem saraf tepi, SSP tidak akan dapat menerima informasi dari lingkungan dan mengirimkan sinyal motorik ke otot-otot dan organ-organ di seluruh tubuh.

    5. Pengaruh Zat Psioaktif terhadap Sistem Saraf

Zat psikoaktif, seperti narkotika, alkohol, dan obat-obatan terlarang, dapat mempengaruhi sistem saraf dan berdampak pada perilaku dan kesehatan seseorang. Zat psikoaktif bekerja dengan memengaruhi neurotransmiter dalam otak dan mengubah sinyal saraf yang diteruskan dari sel-sel saraf. Beberapa efek penggunaan zat psikoaktif pada sistem saraf antara lain:

  1. Peningkatan atau penurunan produksi neurotransmiter tertentu, seperti dopamin dan serotonin, yang dapat mempengaruhi suasana hati dan kecanduan.

  2. Perubahan aktivitas otak, seperti penurunan aktivitas di area otak yang terlibat dalam pengendalian impuls dan penilaian konsekuensi, serta peningkatan aktivitas di area otak yang terlibat dalam pengendalian dorongan dan emosi.

  3. Peningkatan atau penurunan sensitivitas reseptor saraf terhadap neurotransmiter tertentu, yang dapat mempengaruhi respons terhadap rangsangan.

  4. Kerusakan atau kematian sel-sel saraf, terutama pada penggunaan zat psikoaktif jangka panjang.

Efek zat psikoaktif pada sistem saraf dapat berbeda-beda tergantung pada jenis zat yang digunakan, dosis, frekuensi penggunaan, durasi penggunaan, dan faktor individu, seperti umur, jenis kelamin, dan kondisi kesehatan umum.





KELANJUTAN BAB 9 ADA DI ARTIKEL BERIKUTNYA.....SEE YOU!!!!

Senin, 17 April 2023

RANGKUMAN MATERI IPA BIOLOGI KELAS 11

 RANGKUMAN MATERI IPA BIOLOGI KELAS 11 SEMSTER 1

LANJUTAN BAB 8

B. Kelainan dan Gangguan Pada Sistem Ekskresi Manusia

Jenis-jenis kelainan tersebut adalah sebagai berikut.

    1. Nefritis

Nefritis adalah dimana keadaan nefron mengalami peradangan yang disebabkan infeksi bakteri Streptococcus. Nefritis menyebabkan protein tidak dapar disaring sehingga urin yang dikeluarkan akan mengandung protein.

    2. Diabtes insipidus

Diabetes insidipus merupakan penyakit yang ditandai dengan urin yang dikeluarkan banyak, karena kekurangn ADH. Hal ini menyebabkan dehidrasi, rasa haus terus menerus, dan tekanan darah rendah.

    3. Diabetes melitus

Penderita penyakit diabetes militus akan mengeluarkan urin yang mengandung glukosa. Hal ini disebabkan karena kekurangan hormon insulin yang mempunyai fungsi mengatur kadar gula darah. Penderita akan selalu mearasa haus.

    4. Albuminuria

Albuminuria merupakan suatu keadaan dimana urin yang dukeluarkan mengandung protein dan albumin. Hal ini disebabkan karena sel-sel pada ginjal mengalami infeksi.

    5. Poliuiria

poliuria merupakan kondisi dimana urin diproduksi berlebihan. Hal ini terjadi karena ada gangguan proses reabsorpasi dirubulus proksinal.

    6. Oligouria

Adalah suatu keadaan dimana produksi urin menurun atau urin tidak diproduksi (anuria). Hal ini terjadi karena adanya kerusakan pada ginjal.

    7. Hematuria

Adalah suatu kedaan dimana urin yang diproduksi mengandung sel-sel darah merah/

    8. Batu ginjal

Kelainan yang disebabkan adanya endapan garam kalsium di dalam pelvis renalis, tubulus, atau vesika urineria sehingga urin susah keluar dan timbul rasa nyeri. Hal ini trejadi karena kurangnya konsumsi air.

9.Urimea

Adalah kelainan dimana urin terbawa ke aliran darah. hal ini disebabkan karena adanya kebocoran pada saluran di nefron.

    10. Hepatitis

Adalah suatu penyakit dimana hati mengalami peradangan yang disebabkan karena adanya  infeksi virus. Jenis hepatitis ada 3 macam, yaitu hepatitis A, B, dan C.

C. Sistem Ekskresi Pada Ikan dan Serangga

    1. Sistem Ekskresi pada Ikan

Alat ekdkeri yang menyusun sistem ekskresi pada ikan meiputi insang dan ginjal. Ginjal mengekskresikan urin dan insang mengekskresikan karbon dioksida. Pada sistem ekskresi ini, ikan ari tawar dan ikan air laut agak berbeda. Pada ikan air tawar, air yang masuk lebih banyak sehingga urin yang dikeluarkan mengandung amonia dan urin encer. Glomerulus pada ginjal lebih banyak sehingga terjadi penyaringan sisa metabolisme dengan cepat.

Sedangkan pada ikan air laut, urin yang dikeluarkan lebih sedikit dan mengandung urea, karena hidup dilingkungan yang kadar garamnya tinggi, banyak minum air. Glomerulus yang ada sedikit sehingga proses penyangga berlangsung lambat.

     2. Sistem Ekskresi pada Serangga

Alat ekskresi pada serangga berupa tubulus maplighi. Tubulus maplighi terdapat pada hemosoel dan tergenang darah. Lubang ekskresi tidak langsung keluar dari tubuh, tetapi sel-sel tubulus zat-zat hasil metabolisme dan meneruskan masuk kelumer tubulus, dan diserap kembali. Hal ini menyebabkan kadar air turun maka asam urat mengendap. Tubulus malpighi menuju usus dan diusus air banyak diabsorpsi. Asam urat keluar bersama feses, sehingga belalang membuang limbah nitrogen dan tidak harus kehilangan banyak air.

Minggu, 16 April 2023

RANGKUMAN MATERI IPA BIOLOGI KELAS 11

 RANGKUMAN MATERI IPA BIOLOGI KELAS 11 SEMESTER 1

BAB 8

Sistem Ekskresi Pada Manusia dan Hewan

Peta konsep



A. Sistem Ekskresi pada Manusia

Alat-alat ekskresi yang menyususn sistem ekskresi pada manusia meliputi organ paru-paru, hati, kulit, dan ginjal.

    1. Paru-paru (pulmo)

Sebelumnya kamu telah mempelajari sistem paru-paru pada bab sistem pernafasan. Sisa dari pernafasan adalah karbon dioksida dan uap air.

    2. Hati(hepar)

Hati adalah kelenjar trbesar dalam tubuh, dengan warna cokelat. Letak hati berada dalam rongga perut disebelah kanan atas dan dibawah diafragma. Hati berfungsi sebagai tempat metabolisme asimilasi  karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan produksi energi; sebagai tempat detosikasi racun; membentuk darah dan heparin; dan memproduksi empedu.

Hati berfungsi memproduksi ogan ekskresi. Empedu merupakan suatu cairan yang memeliki warna kuning kehijauan dengan komposisi garam-garam empedu, pigmen empedu, kolestrol, lesitin, lemak, dan garam  organik.

Empedu memiliki fungsi mengemulsi lemak garam. Empedu mampu meniingkatkan kerja enzim lipase, meningkatkan penyerapan lemak, mengatur zat teratur dalam air, serta membentuk urea.

    3. Kulit (integumen)

Kulit merupakan bagian tubuh yang terluas dan membungkus seluruh bagian luar tubuh.


Kulit memiliki bebrapa fungsi antara lain :

a. Fungsi Proteksi

Kulit melindungi bagian dalam tubuh dari gangguan fisik maupun mekanik, seperti gesekan, tarikan, gangguan kimia yang dapat menimbulkan iritasi.

b. Fungsi absorpsi

Permeabilitas yang dimiliki kulit memungkinkan kulit mengabsorpsi oksigen,  mengeluarkan karbon dioksida dan uap air.

c. Fungsi Ekskresi

Kelenjar-kelanjar pada kulit mengeluarkan zat-zat sisa metabolisme tubuh yang tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh seperti urea.

d. Fungsi persepsi

Ujung-ujung saraf sensortik yang terdapat pada kulit menyebabkan tubuh dapat meningkapi rangsang dingin, panas, tekanan dan lain-lain.

e. Fungsi pengatur suhu tubuh

Untuk mengatur suhu tubuh, kulit mengeluarkan keringat.

f. Fungsi Pembentukan Pigmen

Kulit bisa menentukan warna kulit seseorang berdasarkna pigmen kulit. Pigmen kulit ini dinamakan melanin.

g. Fungsi keretinisasi

Lapisan ini banyak mengandung sel keratin yang tidak mengandung air, elastisitasnya kecil sehingga efektif mencegah penguapan air. Lapisan ini selalu mengelupas.

h. Fungsi Pembentukan vitamin D

Dengan bantuan sinar matahari mengubah dihidroksi kolestrol pada kulit menjadi vitamin D. Jika kamu kekurangan vitamin D, maka tulangmu akan mudah patah. Kulit juga merupakan alat indikator untuk melihat perubahan atau mengetahui kelainan yang terjadi pada tubuh. Contohnya pada keadaan marah kulit menjadi merah. Kulit tersusun atas dua lapisan utama, yaitu epidermis (kulit ari) dan dermis (kulit jangat).

    4. Ginjal

Ginjal adalah organ ekskresi pada manusia dan hewan yang berfungsi untuk menyaring darah dan menghasilkan urin sebagai produk sisa metabolisme. Ginjal terletak di kedua sisi tulang belakang bagian bawah, tepat di bawah tulang rusuk, dan dihubungkan dengan kandung kemih melalui sepasang saluran kemih.

Setiap ginjal terdiri dari jutaan unit fungsional yang disebut nefron. Nefron merupakan struktur kecil berbentuk tabung yang terdiri dari glomerulus dan tubulus. Glomerulus berfungsi sebagai filter, menyaring darah dan membuang zat-zat limbah seperti urea dan kreatinin. Selanjutnya, tubulus memproses sisa-sisa tersebut dan menghasilkan urin yang kemudian disimpan di kandung kemih sebelum dikeluarkan dari tubuh.

Selain itu, ginjal juga berfungsi untuk menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh serta mengatur tekanan darah. Ginjal juga memproduksi hormon yang penting untuk pembentukan sel darah merah, pengaturan tekanan darah, dan penyerapan kalsium dalam tubuh.

a. Proses pembentukan urin

Proses pembentukan urin dimulai dari filtrasi glomerulus di dalam nefron ginjal. Filtrasi ini memisahkan zat-zat yang terlarut dalam darah seperti air, glukosa, asam amino, dan limbah metabolisme seperti urea dan kreatinin. Kemudian, hasil filtrasi akan masuk ke dalam tubulus ginjal.

Di dalam tubulus, terjadi reabsorpsi zat-zat yang masih dibutuhkan oleh tubuh seperti air, glukosa, natrium, dan kalium. Reabsorpsi ini terjadi di berbagai bagian tubulus dan disesuaikan dengan kebutuhan tubuh. Proses reabsorpsi ini diatur oleh hormon antidiuretik (ADH) dan aldosteron.

Sementara itu, terjadi sekresi zat-zat seperti ion hidrogen dan amonia dari darah ke dalam tubulus. Sekresi ini penting untuk menjaga keseimbangan asam-basa dan pH dalam tubuh.

Setelah melalui berbagai tahapan di dalam tubulus, hasil akhir dari pembentukan urin akan masuk ke dalam saluran kemih dan dikeluarkan dari tubuh melalui kandung kemih. Kandung kemih akan mengontraksi dan membuang urin dari tubuh melalui uretra. Proses pembentukan urin ini terjadi secara terus-menerus dan penting untuk menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh serta membuang sisa metabolisme yang tidak diperlukan oleh tubuh.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi urin

  • Zat-zat diuretik
  • Suhu
  • Konstentrasi Darah
  • Emosi



KELANJUTAN BAB 8 ADA DI ARTIKEL  BERIKUTNYAA.....SEE YOU!!!

Kamis, 13 April 2023

RANGKUMAN MATERI IPA BIOLOGI KELAS 11

 RANGKUMAN MATERI IPA BIOLOGI KELAS 11 SEMESTER 1

LANJUTAN BAB 7

C. Kelainan dan Penyakit Pada Sistem Pernafasan

Kelainan dan penyakir yang biasanya menyerang sistem pernafasan manusia diantaranya adalah sebagai berikut.

    1. Faringitis

Faringitis adalah peradangan faring yang daikibatkan oleh infeksi bakteri, virus atau karena merokok. Gejala yang timbul adalah ada rasa nyeri saat menelan makanan dan kerongkongan terasa kering.

    2. TBC (tuberkulosis)

Penyakit TBC menyerang paru-paru, karean infeksi bakteri Mycobacterium tuberkulosis. Penyakit ini menular lewat udara.

    3. Pneumonia

Pnemonia merupakan peradangan paru-paru yang diakibatkan karena infeksi virus, bakteri atau benda-benda asing yang masuk kedalam paru-paru. Hal ini mengakibatkan adanya timbunan cairan, eritrosit, dan leukosit didalam alveolus.'

    4. Emfisema

Emfisema merupakan penyakit dimna permukaan alveolus melebar karena infeksi sehingga menurunka proses difusi okesigen.

    5. Asma

Asma adalah sutau kondisi dimana bronkus dan bronkiolus mengalmi penyempitan karena alergi. Biasanya ditandai dengan sesak nafas.

    6. Diptasi

Diptasi suatu keadaan dimana faring atau laring terinfeksi oleh bakteri Corynebacterium diphterial. Sehingga, laring atau faring mengalami penyumbatan.

    7. Pleuritis

Pleuritis merupakan peradangan pada pleura. Biasanya, gejala yang ditimbulkan adalah aanya perasaan sakit didada saat menghirup nafas.

C. Sistem Pernafasan Pada Hewan

Hewan memiliki berbagai jenis sistem pernapasan yang disesuaikan dengan kebutuhan spesies mereka. Beberapa contoh sistem pernapasan pada hewan adalah sebagai berikut:


  1. Sistem Pernapasan Trakeal: Sistem pernapasan ini ditemukan pada serangga dan beberapa arthropoda lainnya. Trakea adalah rongga udara pipa yang menembus tubuh serangga dan berfungsi sebagai sistem pernapasan mereka. Udara masuk dan keluar melalui trakea dan tersirkulasi ke seluruh tubuh melalui tracheole, yang merupakan cabang dari trakea.

  2. Sistem Pernapasan Paru-paru: Sistem pernapasan ini ditemukan pada mamalia, burung, dan reptil. Paru-paru berfungsi sebagai organ utama untuk pertukaran gas dan membawa oksigen ke seluruh tubuh melalui sirkulasi darah. Burung memiliki paru-paru yang terhubung dengan kantung udara tambahan yang memperluas kapasitas pernapasan mereka.

  3. Sistem Pernapasan Insang: Sistem pernapasan ini ditemukan pada ikan dan beberapa spesies invertebrata lainnya. Insang adalah organ pernapasan yang terdiri dari rongga-rongga yang terletak di sisi tubuh ikan dan berfungsi untuk mengekstraksi oksigen dari air dan mengeluarkan karbondioksida.

  4. Sistem Pernapasan Kulit: Sistem pernapasan ini ditemukan pada amfibi, seperti katak dan salamander. Kulit mereka berfungsi sebagai organ pernapasan sekunder dan membantu dalam pertukaran gas selama fase larva di dalam air. Selain itu, katak juga memiliki paru-paru yang berkembang setelah mereka dewasa dan hidup di darat.

Sistem Pernafasan Burung

Sistem pernapasan pada burung sangat efisien karena memungkinkan mereka untuk terbang dengan jarak yang jauh dan ketinggian yang tinggi. Sistem pernapasan burung terdiri dari beberapa bagian, yaitu:

  1. Trakea: Trakea pada burung mirip dengan trakea pada mamalia, tetapi memiliki cincin trakeal yang lebih banyak dan lebih rapat, sehingga lebih kuat dan tahan terhadap tekanan udara saat burung terbang.

  2. Bronkus: Bronkus pada burung memiliki cabang yang lebih banyak dan lebih kecil daripada bronkus pada mamalia, dan saluran udara di dalamnya mengalir melalui paru-paru pada dua siklus pernapasan.

  3. Paru-paru: Paru-paru pada burung terdiri dari lobus paru yang menghubungkan dengan serangkaian kantong udara. Burung memiliki sembilan kantong udara, yaitu kantong udara posterior (4), kantong udara anterior (2), dan kantong udara abdominal (2) dan kantong udara interclavicular (1).

  4. Kantong udara: Kantong udara pada burung adalah kantung udara eksternal yang terhubung dengan paru-paru dan membantu mengalirkan udara melalui paru-paru. Kantong udara anterior terhubung ke paru-paru anterior, sedangkan kantong udara posterior terhubung ke paru-paru posterior. Kantong udara abdominal dan interclavicular terhubung ke paru-paru dengan cara yang berbeda.

Dalam sistem pernapasan burung, udara mengalir melalui trakea ke bronkus, kemudian ke paru-paru, dan akhirnya masuk ke kantong udara. Ketika burung menghembuskan napas, udara di kantong udara anterior dikeluarkan, sedangkan udara di kantong udara posterior mengalir ke paru-paru. Saat burung menghirup napas, udara masuk ke kantong udara anterior, sedangkan udara di paru-paru diganti. Sistem pernapasan burung sangat efisien karena memungkinkan pertukaran gas yang lebih cepat dan mengurangi beban tubuh saat terbang.

Rabu, 12 April 2023

RANGKUMAN MATERI IPA BIOLOGI KELAS 11

 RANGKUMAN MATERI IPA BIOLOGI KELAS 11 SEMESTER 1

BAB 7

Sistem Pernafasan Pada Manusia dan Hewan

A. Sistem Pernafasan pada Manusia

    1. Alat Pernafasan pada Manusia

Ada beberapa alat pernafasan manusia antara lain rongga hidung, trakea, bronkus, dan alat paru-paru.

a. Rongga hidung

Hidung merupakan alat pernafasan apling atas dan paling awal tempat masuknya udara. Selain sebagai alat pernafasan, hidung juga berperan sebagai alat pencium. Jadi hidung (rongga hidung) memiliki fungsi sebagai berikut.

    • menyaring udara yang masuk kehiudng
    • menghangatkan udara sehingga udara dari luar akan sama suhunya dengan tubuh, dan
    • melembapkan udara.

Setelah udara masuk hidung dan meninggalkan rongga hidung, udara masuk melalui faring dan laring. Faring adalah saluran lanjutsn hidung yng terletak dibelakang rongga hidung. Laring atau pangkal tenggorokan (trakea) terjalin atas tulang rawan. Pada laring terdapat pita suara yang akan bergertar jika ada udara masuk.

b. Trakea (batang tenggorokan)

Trakea merupakan batang berbentuk pipa, seperti huruf C yang dibentuk oleh tulang-tulang rawan yang berbentuk cincin yang terdiri atas 15 - 20 cincin. Didalam trakea terdapat sel-sel epitel yang mempunyai fungsi untukmengeluarkan benda asing yang masuk kealat pernafasan bersama udara.

c. Bronkus (cabang batang tenggorokan)

Bronkus adalah lanjutan dari trakea yang bercabang-cabang dua. Struktur bronkus sama seperti trakea. Bronkus adalah saluran yang menghubungkan trakea dengan paru-paru. Bronkus kanan menghubungkan trakea dengan paru-paru kanan dan bronkus kiri menghubungkan trakea derngan paru-paru kiri. Bronkus didalam paru-paru bercabang yang semakin kecil dinamakan bronkiolus.

d. Paru-paru (pulmon)

Paru-paru terlatak didalam rongga dada (thoraks). Rongga dada dan rongga perut dipisahkan oleh selaput yang disebt diafragma. Paru-paru diselubungi oleh kantong berselaput, yaitu pleura palietaris dan pleura viseralis. Bronkioulus bercabang-cabang lagi menjadi lebih kecil dan berakhir pada kantong-kantong udara disebut alveolus. Alveolus tersusun atas selapis sel sehingga dindingnya tipis. Pada paru-paru orang dewasa kira-kira terdapat 300 pita alveolus sehingga permukaanya luas dan memudahkan terjadinya pertukaran gas.

    2. Mekanisme pertukaran Oksigen dan Karbondioksida

Proses pertukaran oksigen dan karbon dioksida terdapat pada alveolus dan jaringan secara difusi. Mekanisme pertukaran oksigen dan karbon dioksida terjadi melalui proses respirasi. Pada manusia, proses ini terjadi di dalam sistem pernapasan yang terdiri dari paru-paru dan pembuluh darah.

Ketika seseorang menghirup udara, oksigen di udara akan masuk ke dalam tubuh melalui hidung dan tenggorokan, kemudian masuk ke dalam paru-paru melalui trakea dan bronkiolus. Di dalam paru-paru, oksigen akan diambil oleh sel-sel darah merah yang mengandung hemoglobin dan dibawa ke sel-sel tubuh untuk digunakan dalam proses metabolisme.

Setelah oksigen diambil oleh sel-sel darah merah, karbon dioksida yang dihasilkan dari proses metabolisme akan dilepaskan ke dalam darah. Kemudian, darah akan membawa karbon dioksida ini kembali ke paru-paru untuk dikeluarkan dari tubuh.


Saat darah membawa karbon dioksida kembali ke paru-paru, karbon dioksida akan melewati membran sel dan masuk ke dalam ruang alveoli di dalam paru-paru. Kemudian, saat seseorang menghembuskan nafas, karbon dioksida akan dikeluarkan dari tubuh melalui hidung dan mulut.

Proses ini berlangsung secara terus-menerus dan membantu tubuh memperoleh oksigen yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsi-fungsi tubuh dan membuang karbon dioksida yang tidak diperlukan. 

    3. Mekanisme Pernafasan

Ada 2 macam mekanisme pernafasan, yaitu sebagai beikut.

a. Pernafasan dada

Pada pernafasan dada melinbatkan otot antar tulang rusuk (interkortalis). Saat inspirasi (udara dihirup), otot interkoltaris berkontraksi -> tulang rusuk terangkat -> rongga dada membesar -> tekanan dudara dalam dada (toraks) menurun -> paru-paru mengembang -> tekanan udara dalam paru-paru lebih rendah daripada tekanan luar sehingga udara masuk keparu-pau.

Saat ekspirasi (udara dihembuskan) otot interkostalis berelaksi -> tulang rusuk truurn -> rongga dad mengecil -> tekanan udara dalam torak meningkat -> paru-paru mengempis -> tekanan udara dalam paru-paru lenih tinggi dibandigkan dengan tekanan udara diluar sehingga udara keluar dari paru-paru.

b. Pernafasan Perut

Dalam pernafasan perut, otot yang terlibat adalah otot diafragma. Saat inspirasi, otot diafragma berkontraksi -> diafragma menjadi datar -> rongga dada membersar -> paru-paru mengembang -> tekanan udra dalam paru-paru lebih rendah daripada tekanan udara luar sehingga udara masuk ke paru-paru.

Saat ekspirasi, otot diafragma berelaksasi -> diafragma melengkung ke arah rongga dada -> rongga dada mengecil -> paru-paru mengempis -> tekanan dalam paru-paru lebih tinggi dari tekanan udara luar sehingga udara kelaur dari paru-paru.

    4. Volume dan Kapasitas Paru-paru 

Setiap orang memiliki volume udara yang berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh ukuran paru-paru, cara bernafas, dan kekuatan orang dalam berrnafas. Unruk orang dewasa, volume paru-paru rata-rata 5 - 6 liter.

a. Volume tidal (VT)

Volume tidal merupana volume udara yang diinspirasikan ataupun diekspirasikan. Setiap pernafasan normal volume tidal + 500 ml.

b. Volume cadangan inspirasi (VCI) 

Volume cadangan inspirasi merupakan volume tambahan udara yang dapat diekspirasikan setelah volume tidal normal. Jumlah volume cadangan inspirasi + 3000 ml.

c. Volume Cdangan Ekpirasi (VCE)

Volume cadangan ekspirasi merupakan volume udara yang dapat diekspirasikan setelah ekspirasi tidal normal. Jumlah volume cadangan ekspirasi + 1100 ml.

d. Volume sisa (Volume residu)

Volume sisa meupakan volume yang masih tersisa dalam paru-paru setelah melakukan ekspirasi dengan kuat. Volume udara sisa + 1200 ml.

Kapasitas paru-paru meliputi berbagai jenis volume udara yang dapat diukur dalam sistem pernapasan manusia. Beberapa jenis kapasitas paru-paru yang umum diukur adalah sebagai berikut:

  • Kapasitas Vital (KV) adalah jumlah maksimum udara yang dapat dikeluarkan dari paru-paru setelah inhalasi maksimum. Kapasitas vital biasanya digunakan sebagai indikator fungsi paru-paru. Jumlah nya + 4600 ml. KV = VCI + VCE + VT.
  • Kapasitas Total Paru-Paru (KTP) adalah jumlah maksimum udara yang dapat diakomodasi di dalam paru-paru setelah inhalasi maksimum. Kapasitas total paru-paru meliputi kapasitas vital dan residual volume (lihat di bawah). Jumlahnya +5800 ml. KTP = KV + VR
  • Volume Resudal (RV) adalah jumlah udara yang tetap ada di dalam paru-paru setelah maksimal pengeluaran napas.
  • Kapasitas Inspirasi (KI) adalah jumlah maksimum udara yang dapat dihirup oleh paru-paru setelah bernapas secara normal. Jumlahnya +3500 ml. KI = VT + VCI
  • Kapasitas Fungsional Residual (KFR) adalah jumlah udara yang tetap berada di dalam paru-paru pada akhir pengeluaran napas normal. Jumlahnya +2300 ml.




KELANJUTAN BAB 7 ADA DI ARTIKEL BERIKUTNYA.... SEE YOU!!!! 

Selasa, 11 April 2023

RANGKUMAN IPA BIOLOGI KELAS 11

 RANGKUMAN MATERI IPA BIOLOGI KELAS 11 SEMESTER 1

LANJUTAN BAB 6

B. Kelainan dan Gangguan Sistem Pencernaan

Kelainan yang biasa menyerang sistem pencernaan manusia antara lain sebagai berikut:

1. Gastritis

Gastritis atau radang lambung disebabkan karena produksi asam lambung yan tinggi sehingga mengiritasi dinding lambung. Selain itu, disebabkan oleh bakteri. Penderita gastritis akan merasakan lambungnya terbakar.

2. Batu Empedu


Batu empedu adalah penyakit yang disebabkan oleh penyumbatan pada saluran empedu. Hal ini terjadi karena adanya endapan disaluran empedu..

3. Konstipasi (sembelit)

Konstipasi terjadi karena feses bergerak secara lambat melalui kolon. Feses yan ada sangat banyak dan kering sehingga sulit buang air besar. Hal ini disebabkan karena buang air yang tidak teratur.

4. Diare

Diare adalah susatu kondisi sering buang air besar dan feses terelalu lunak. Makanan terlalu cepat melalui usus halus dan kolon sehingga air tidak banyak diabsorpasi. Diare dapat merupakan gejala tipus, kanker, kolera dan infeksi.

5. Disentri

Disentri disebabkan karean infeksi bakteri atau amuba. Gejala penyakit ini adalah bunag air becampur darah.

6. Radang usus buntu

Radang usus buntu adalah peradangan pada apendiks. Hal ini terjadi karena adanya oenumpukan makanan dan terjadi infeksi 

7. Kanker

Kanker usus besar terjadi, karena pola makan yang tidak sehat. Gejala yang timbul adalah adanya pada feses.

C. Sistem Pencernaan pada Hewan Memamah Biak

Hewan pemamah biak disebut juga hewan ruminasia. Alat-alat penceranaan hewan ruminansia terdiri tas mulut, esofagus, rumen (perut besar), usus halus, retikulum ( perut jala), omasum (perut kitab), abomasum (perut sebenarnya), kolon, rektum, dan anus.Sususnan gigi pada hewan berbeda susunan gigi pada manusia. Hewan ruminansia hanya memiliki gigi seri dan geraham. Contoh hewan pemamah biak adalah sapi, kambing dan kerbau.

Hewan ruminansia makan rumput terus sampai kenyang, makaknan akan diatmpung didalam rumen. Di dalam rumen terjadi fermentasi selulosa oleh enzim selulosa. Saat sapi istirahat, makanan akan dikeluarkan kembali kemulut dan dikunyah kembali, kegiatan ini akan dibantu oleh saliva.

Setelah halus makanan masuk lagi melewati retikulum dan omasum menuju obamasum. Didalam obamsum makanan mengalami pencernaan secara kimiawi dengan bantuan enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri. Dari abomasum makanan masuk ke usus halus. Di dalam usus halus zat-zat makanan diabsorbasi. Setelah itu, sisa sisa makanan masuk kekolon dan mengalami proses penyerapan air dan elektrolit. Selanjutnya, feses melewati rektum dan keluar melalui anus.


FAKTA MENARIK GAME HILL CLIMBING RACING

  HILL CLIMBING RACING SEJARAH Hill Climb Racing adalah sebuah permainan video mobil balap yang dikembangkan oleh studio permainan Finlandia...