Selasa, 04 April 2023

RANGKUMAN MATERI IPA KELAS 11

 RANGKUMAN MATERI IPA KELAS 11 SEMESTER 1

LANJUTAN BAB 2

B. Otot

Otot merupakan alat gerak aktif, karena otot memiliki kemampuan untuk berkontrsksi. Kontrsksi ini menuyebabkan tulang yang didekatinya dpat bergerak. Selain itu, otot mempunyai peranan dalam memberikan bentuk luar tubuh bersama dengan rangka.

Otot mempunyai tiga sifat dalam menjalankan tugasnya sebagai alat gerak aktif, yaitu kontrsksibilitas, ekstensibilitas, dan elastissitas. Gerakan otot unutk memendekan dan ukuran semula (kontraksi) sehingga tulang berubah posisi, hal ini disebut kontraksibilitas. Sedangkan, ekstensibilitas merupakan gerakkebalikan dari kontraksibilitas, yaitu kemampuan otot untuk memanjang atau unutk keukuran semula (relaksasi) yang menyebebkan tulang kembali kekeadaan semula. Sifat ketiga adalah elastisitas, yaitu kemampuan otot dari berkontraksi menjadi relaksasi atau sebaliknya.

    1. Macam-macam Otot dan Mekanisme Geraknya

Gerakan yang terjadi pada manusia disebabkan oleh otot lurik, otot polos dan otot jantung.

          a. Otot Lurik

Otot lurik yang disebut juga otot rangka merupakan otot yang melekat pada tulang rangka sehingga jika otot berkontraksi menyebabkan tulang bergerak. Otot lurik bekerja dipengaruhi olrh susunan saraf pusat sehingga sering disebut otot sadar. Inti sel dari otot ini banyak dan terletak ditepi. Otot ini disebut otot lurik, karena pada serabut-serabut panjanagotot terdapat garis terang (isotrop) dan garis gelap (anisotropi) secara bergantian.

Mekanisme gerak otot

Serabut otot lurik terdiri ats keumpulan serabut-serabut halusn yang disebut miofibril. Setiap ri miofilemen longitudinal terdiri atas sejummlah besar protein miofilamen longitudinal terdiri atas duan macam, yaitu filamen tebal dan teipis. Filamen tipis terdiri dari monomer aktin globular yang ada hubungannya dengan komlpeks topomiosin dan troponin. Filame tebal terdiri atas ekor-ekor mlokeul miosin menjalur kearah filamen tipits sebagai jembatan silang yang potensial yang dapat menghubukan fialmen-filamen tersebut.

Proses ini terjadi diseluruh sel otot dan menyebabkan pengurangan panjang otot yang disebut kontraksi. Saat kontraksi berakhir, kalsium akan disimpan kembali didalam ujung saraf dan proses sliding filamen aktin dan miosin akan terhenti.

Mekanisme kontraksi otot lurik ini deikenal dengan teori sliding filamen atau hipotesis sliding filamen., dan telah diterima secara luas  dikalangan ilmuan sebagai mekanisme daftar kontraksi otot rangka.

Keperluan nenergi untuk kontraksi otot

Kontraksi otot lurik memerlukan energi yang cukup besar untuk menggerakkan seluruh proses kontraksi. Energi yang dibutuhkan oleh otot lurik berasal dari molekul adenosin trifosfat (ATP). Pada saat kontraksi, ATP diubah menjadi adenosin difosfat (ADP) dan fosfat anorganik, dan energi yang dilepaskan dari pemecahan molekul ATP digunakan untuk menggerakkan filamen aktin dan miosin untuk berikatan dan menghasilkan kontraksi otot.

Jumlah ATP yang dibutuhkan untuk kontraksi otot tergantung pada berbagai faktor, seperti kekuatan kontraksi yang diperlukan, panjang otot, dan jumlah silang jembatan antara filamen aktin dan miosin. Ketika otot bekerja dalam kondisi anaerobik atau kekurangan oksigen, produksi ATP menjadi terbatas, sehingga otot akan merasa cepat lelah.

Untuk memastikan pasokan energi yang cukup selama aktivitas fisik, tubuh menyimpan cadangan ATP dalam bentuk kreatin fosfat. Ketika ATP diubah menjadi ADP, kreatin fosfat akan menyumbangkan satu fosfat untuk menghasilkan ATP. Selain itu, tubuh juga menggunakan sumber energi dari nutrisi, seperti karbohidrat, lemak, dan protein, untuk memenuhi kebutuhan energi otot. Oleh karena itu, asupan nutrisi yang seimbang dan cukup, serta aktivitas fisik yang teratur dan disesuaikan dengan kemampuan tubuh, sangat penting untuk menjaga kesehatan dan daya tahan otot.

b. Otot polos

Sel otot polos memiliki bentuk  memanjang dengan kedua ujungnya yang runcing dan nukleus  terletak dietangah sel otot. Serat miofribril pada otot polos bersifat homogen dan lebih kecil dari serabut otot lurik.

Otot polos terdapat pada dinding pembuluh darah,, dinding saluran pencernaan, paru-paru, dan ovarium. Otot bersifat lambat menerima rangsang, tetapi tahan terhadap kelelahan, dan bekrja dibawah pengaruh saraf tak sadar.

Mekanisme gerak

Mekansime gerak dasar otot polos sama dengan kontraksi otot lurik.

c. Otot jantung

Otot jantung dijumpai hanya pada dinding jantung. Struktur otot jantung menyerupai oto lurik, tetapi nukleus terletak ditengah sel dan memiliki percabngan. Setiap percabangan pada otot jantung terdapat jaringan pengikat yang disebut interkalaris. Otot jantung bekerja dibawah pengaruh otot tidak sadar, cepat bereaksi terhadap rangsangan, dan tahn terhadap kelelahan.

KOntraksi otot jantung menyebabkan denyut jantung. Jantung akan berkontraksi terus menerus selama organisme hidup. Pada manusia dewasa normal, jantung berdenyut sebanyak 72 kali setiap menit.

    2. Gerakan Antagonsitik

Gerakan antagonsitik adalah gerak berlawanan antara dua lebih otot yang mengendalikan gerak pada suatu bagian tubuh. Sebagain besar otot tersusun dalam pasangan yang antagonis. Contoh gerakan antagonis adalah otot bisep dan trisep pada lengan. Berdasarkan arah geraknya, gerak antagonis dapat diebdakan menjadi beberapa macam, yaitu:

a. Fleksi >< Ekstensi

Fleksi merupakan gerakan otot fleksor sehingga bagian tubuh menekuk, misalnya enekukan lutut dan sikut. Sedangkan, ekstensi merupakan gerkana otot ekstensor untuk meluruskan kemabli bagian tubuh yang telah ditekuk, misalnya meluruskan kaki atau sikut.

 b. Abduksi >< Aduksi

Abduksi adalah gerkan anggaota tubuh menjauhi dumbu tubuh, misalnya merentangkan tangan hingga sejaar dengan bahu. Sedangkan, aduksi ialah gerakan anggota tubuh mendekati sumbu tubuh, misalnya menegapkan tangan kembali setelah direntangkan.

c. Pronasi >< Sopinasi

Pronasi adalah gerakan memutar telapak tangan dan jari untuk mendengkup. Sedangkan, supinai adalah memutar telapak tangan dan jari untuk menengadah.

d. Depresi >< Elavasi

Depresi adalah gerakan anggota tubuh. Sedangkan, gerakan elavasi adalah mengangkat anggota tubuh.

D. kelainan dan Penyakit Pada Sistem Gerak

    1. Gangguan Tulang

a. Gangguan fisiologis

Gangguan fisiologis bisa disebabkan oleh kelainan fungsi vitamin atau hormon. Contoh gangguan fisiologis adalah rakhitis, mikrosefalus, hidrosefalus, akromegali, dan osteoporosis.

  • Rakhitis adalah kondisi medis di mana tulang tidak tumbuh dengan baik pada anak-anak akibat kekurangan vitamin D, kalsium, atau fosfor.
  • Mikrosefalus adalah kondisi medis di mana kepala bayi lebih kecil dari ukuran normal karena otak yang tidak berkembang dengan baik selama kehamilan.
  • Hidrosefalus adalah kondisi medis yang disebabkan oleh penumpukan cairan di dalam otak, yang dapat menyebabkan tekanan yang tidak normal pada jaringan otak dan dapat merusaknya.
  • Akromegali adalah kondisi medis yang disebabkan oleh produksi berlebihan hormon pertumbuhan setelah masa remaja, yang dapat menyebabkan pertumbuhan tulang dan jaringan tubuh yang berlebihan.
  • Osteoporosis adalah kondisi di mana tulang menjadi rapuh dan rentan patah akibat kehilangan kepadatan mineral dan protein sehingga menipis dan lebih mudah patah.
b. Gangguan fisik
  1. Fraktur: Patah tulang yang terjadi ketika tulang pecah atau terputus. Beberapa gangguan fisik yang mungkin terjadi pada fraktur termasuk:
  1. Greenstick: Fraktur yang terjadi ketika tulang hanya sebagian terputus, seperti ketika batang pohon yang hijau terlipat tetapi tidak patah. Beberapa gangguan fisik yang mungkin terjadi pada greenstick termasuk:
  1. Komminuted: Fraktur yang terjadi ketika tulang terpecah menjadi beberapa bagian kecil. Beberapa gangguan fisik yang mungkin terjadi pada komminuted termasuk:
c. Gangguan pada tulang belakang

Berikut adalah beberapa gangguan pada tulang belakang:
  1. Skoliosis: Kelainan postur tulang belakang yang membuat tulang belakang menjadi melengkung ke samping.

  2. Lordosis: Kelainan postur tulang belakang yang membuat tulang belakang melengkung ke dalam, sehingga bokong menonjol ke luar.

  3. Kyphosis: Kelainan postur tulang belakang yang membuat tulang belakang melengkung ke luar, sehingga punggung bungkuk atau membungkuk ke depan.

  4. Herniated disc: Gangguan pada diskus intervertebralis, yang terjadi ketika inti diskus menonjol keluar melalui retakan pada cincin serat di sekitarnya, dapat menyebabkan rasa sakit atau kelemahan pada bagian tubuh yang terhubung dengan saraf yang terjepit.

  5. Spinal stenosis: Suatu kondisi di mana terjadi penyempitan saluran tulang belakang, dapat menyebabkan tekanan pada saraf tulang belakang dan menyebabkan rasa sakit atau kelemahan pada anggota tubuh yang terhubung dengan saraf tersebut.

  6. Fraktur tulang belakang: Cedera pada tulang belakang yang menyebabkan kerusakan atau patah tulang.

  7. Osteoarthritis: Suatu kondisi di mana tulang rawan yang melapisi permukaan sendi pada tulang belakang mengalami kerusakan dan aus, dapat menyebabkan rasa sakit, kekakuan, atau ketidaknyamanan pada tulang belakang.

    2. Gangguan Persendian

Gangguan persendian terjadi ketika salah satu atau beberapa persendian dalam tubuh mengalami kerusakan atau masalah yang menyebabkan rasa sakit, kekakuan, atau ketidaknyamanan. Beberapa contoh gangguan persendian meliputi:

  1. Osteoarthritis: Suatu kondisi di mana tulang rawan yang melapisi permukaan sendi mengalami kerusakan dan aus, menyebabkan rasa sakit, kekakuan, atau ketidaknyamanan pada persendian.

  2. Arthritis rematoid: Suatu kondisi autoimun di mana sistem kekebalan tubuh menyerang persendian, menyebabkan peradangan, rasa sakit, kekakuan, dan penurunan fungsi sendi.

  3. Gout: Suatu kondisi di mana terjadi penumpukan kristal asam urat pada persendian, yang dapat menyebabkan peradangan dan rasa sakit pada persendian.

  4. Bursitis: Suatu kondisi di mana bursa, kantung berisi cairan yang melindungi persendian, mengalami peradangan atau infeksi, menyebabkan rasa sakit dan pembengkakan pada persendian.

  5. Tendinitis: Suatu kondisi di mana tendon, tali jaringan yang menghubungkan otot dengan tulang, mengalami peradangan, menyebabkan rasa sakit dan kekakuan pada persendian.

  6. Dislokasi sendi: Suatu kondisi di mana tulang yang membentuk persendian keluar dari tempatnya, menyebabkan rasa sakit, kekakuan, dan ketidakmampuan untuk menggunakan persendian.

  7. Cedera ligamen: Suatu kondisi di mana ligamen, jaringan penghubung yang menghubungkan tulang ke tulang, mengalami kerusakan atau robek, menyebabkan rasa sakit dan kekakuan pada persendian.

    3. Gangguan Otot

Gangguan otot dapat terjadi ketika salah satu atau beberapa otot dalam tubuh mengalami kerusakan atau masalah yang menyebabkan rasa sakit, kelemahan, atau ketidaknyamanan. Beberapa contoh gangguan otot meliputi:

  1. Kram otot: Suatu kondisi di mana otot mengalami kontraksi yang tidak normal dan menyebabkan rasa sakit dan kekakuan pada otot.

  2. Strain otot: Suatu kondisi di mana otot mengalami kerusakan atau robek karena peregangan yang berlebihan atau cedera, menyebabkan rasa sakit dan kelemahan pada otot.

  3. Cedera otot: Suatu kondisi di mana otot mengalami cedera karena trauma atau aktivitas fisik yang berlebihan, menyebabkan rasa sakit dan kelemahan pada otot.

  4. Polimiositis: Suatu kondisi inflamasi otot yang menyebabkan kelemahan dan rasa sakit pada otot.

  5. Distrofi otot: Suatu kondisi di mana otot melemah dan menyebabkan kehilangan fungsi otot secara bertahap.

  6. Miastenia gravis: Suatu kondisi autoimun di mana sistem kekebalan tubuh menyerang reseptor neuromuskular, menyebabkan kelemahan otot yang bertambah parah dengan aktivitas.

  7. Sindrom tunel karpal: Suatu kondisi di mana saraf di pergelangan tangan tertekan dan menyebabkan rasa sakit dan kelemahan pada otot di tangan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FAKTA MENARIK GAME HILL CLIMBING RACING

  HILL CLIMBING RACING SEJARAH Hill Climb Racing adalah sebuah permainan video mobil balap yang dikembangkan oleh studio permainan Finlandia...