Kamis, 16 Maret 2023

RINGKASAN MATERI BAHASA INDONESIA KELAS 11

 RINGKASAN MATERI BAHASA INDINESIA KELAS 11 SEMESTER 1

BAB 7 & BAB 8

BAB 7

Menulis Karya Berdasarkan Resesnsi



A. Definisi

    Apakah Resesnsi itu? Resensi merupakan pertimbangan baik buruknya suatu kerja. Orang yang membuat resesnsi disebut presensi. Dalam meresensi sebuah buku, haruslah objektif, sesuai dengan kualitas isi buku.

B. Unsur-nsur Resensi

    Unsur-unsur atau sistematika yang terdapat dalam resensi diantaranya sebagai berikut.

  1. Judul resensi
  2. Identitas buku yang diresensi
  3. Pendahuluan (memperkenalkan pengarang. tujuan pengarang buku, dan lain-lain)
  4. Inti/isi resensi
  5. Keunggulan buku
  6. Kekurangan buku
  7. Penutup
C. Mengungkapkan Isi Informasi Buku yag Diresensi

    Berdasarkan objek karyanya, resensi tersiri atas bermacan-macam jenis. Seperti yang terdapat di dalam contoh diatas, ada resensi untuk novel; Ada pula yang berupa kumpulan cerpen. Berdasarkan objek tanggapannya, ada pula yang berupa film, drsma, lagu, buku ilmu pengetahuan, lukisan, dan karya-karya lainnya.

    Dengan perbedaan-perbedaan objek karya itu, informasi yang kita dapat pun akan bermacam-macam pula. Misalnya, dari resensi novel atau kumpulan cerpen, informasi yang kita dapat adalah tentang alur, penokohan, latar, dan hal-hal lainnya yang terdapat dalam buku-buku cerita itu.

D.Menganalisis Kebahasaan Dalam Teks Resensi

    Teks Resensi mempunyai teks kebahasaaan sebagai bereikut.

  1. Banyak menggunakan konjungsi penerang, seperti bahwa, yakni yaitu.
  2. Banyak menggunakan konjungsi temporal: sejak, semenjak, kemudian, akhirnya.
  3. Banyak menggunakan konjungsi penyebaban: karena, sebab.
  4. Menggunakan pernytaan-pernyataan yang berupa saran atau rekomendasi pada bagian akhir teks. Hal ini ditandai dengan kata jangan, harus, hendaknya.

Peta konsep kaidah kebhasaan teks resensi

E. Tujuan Teks Resensi

    Tahukah kamu apa tujuan dari resensi? Tujuan utama dari resensi adalah memebreikan tanggapan atas isi buku sebagai informasi kedalam calon pembaca buku itu. Tanggapan itu dapat memotivasi pembaca resensi atau menjadi tidak berinat membaca buku yang diresensi itu. Tujuan meresensi buku hendaknya menjadi acuan bagi penulis resensi dalam mengembangkan resensi yang disusunnya dan  juga sebagai salah satu kriteria bagi media  yang akan memublikasikannya.

F. mendisukusikan Hal-hal Menarik dalam Buku Kumpulan Cerita

    Evaluasi terhadap karya sastra semacam novel lazim disebut denga resensi, yakni ulasan terhadap suat kualitas novel. Resensi ditulis untuk menarik minat baca khalayak untuk membaca novel yang diulas. Unsur prersuasif sering ditonjolkan dalam resensi. Dengan adanya resensi, pada khalayak timbul keinginan untuk membaca novel itu dan turut mengapresiasinya.

Adapun struktur penyajian resensi novel adalah sebagai berikut.
  1. Identitas novel, yang meliputi judul, nama penulis, penerbit, tahun terbit dan tebal novel.
  2. Menyajikan ikhtisar atau hal-hal menarik dari novel.
  3. Memberikan penilaian, yang meliputi kelebihan dan kelemahannya. Penilaian tersebut sebaiknya meliptui unsur-unsur novel itu secara lengkap, yakni tema, alur, penokohan, latar, gaya bahasa, amanat, dan kepengarangan.
  4. Menyimpulkan resensi yang disajikan.
G. Menulis Resesnsi dari Buku Kumpulan Cerita

Berikut persyaratan-persyaratan menulis resensi:
  • Penulis harus memiliki pengetahuan dibidangnya.
  • Penulis harus memiliki kemampuan menganalisis.
  • Seorang penulis juga dituntut memiliki pengetahuan dalam acuan yang sebanding.



BAB 8

Bermain Drama


A. Definisi

    Bab Drama ini menjadi bab terakhir yang kita bahas dalam semester kali ini, sebelumnya kalian tau apaah drama itu? Drama adalah sebuah cerita atau kisah yang menggambarkan kehidupan dan watak melalui  tingkah laku acting atau dialog yang dipentaskan.  Kata drama pula berasal dari kata Yunani draomai yang berarti 'berbuat', berlaku, bertindak, beraksi dan sebagainya'.

B. Struktur Drama

    Seperti juga bentuk karya satra lainnya, sebuah cerita drama pun harus bergerak dari suatu permulaan, melalui suatu bagian tengah, menuju sutau bagian akhir. Ketiga bagian itu diapit oleh dua bagian penting lainnya, yakni prolog dan epilog
  1. Prolog adalah kata-kata pembuka, pengantar, ataupun latar belakang cerita, yang biasanya disampaikan oleh dalang atau tokoh tertentu.
  2. Epilog adalah kata-kata penutup yang berisi simpulan atau amanat tentang isi keseluruhan dialog.

Struktur Drama

  1. Orientasi sesuatu cerita menentukan akdi dalam waktu dan tempat; memperkenalkan para tokoh, menyatakan situasi sesuatu cerita, mengajukan konflik yang akan dikembangkan dalam bagian utama cerita tersebut, dan ada kalanya membayangkan resolusi yang akan dibuat dalam cerita itu.
  2. Komplikasi atau bagian tengah cerita, mengembangkan konflik.
  3. Resolusi atau denounment hendaklah muncul secara logis dari apa-apa yang telah mendahuluinya didalam komplikasi.
Terdapat beberapa bentuk drama, di antaranya, adalah sebagai berikut. 
    1. Berdasarkan bentuk sastra cakapannya 
        a. Drama puisi, yaitu drama yang sebagian besar cakapannya disusun dalam bentuk puisi atau                    menggunakan unsur-unsur puisi.
        b. Drama prosa, yaitu drama yang cakapannya disusun dalam bentuk prosa. 
    2. Berdasarkan sajian isinya 
        a. Tragedi (drama duka), yaitu drama yang menampilkan tokoh yang sedih atau muram, yang                     terlibat dalam situasi gawat karena sesuatu yang tidak menguntungkan. Keadaan tersebut                        mengantarkan tokoh pada keputusasaan dan kehancuran. Dapat juga berarti drama serius yang               melukiskan pertikaian di antara tokoh utama dan kekuatan yang luar biasa, yang berakhir                        dengan malapetaka atau kesedihan. 
        b. Komedi (drama ria), yaitu drama ringan yang bersifat menghibur, walaupun selorohan, di                      dalamnya dapat bersifat menyindir, dan yang berakhir dengan bahagia. 
        c. Tragikomedi (drama dukaria), yaitu drama yang sebenarnya menggunakan alur dukacita tetapi                berakhir dengan kebahagiaan. 
    3. Berdasarkan kuantitas cakapannya 
        a. Pantomim, yaitu drama tanpa kata-kata 
        b. Minikata, yaitu drama yang menggunakan sedikit sekali kata-kata. 
        c. Dialog-monolog, yaitu drama yang menggunakan banyak katakata. 
    4. Berdasarkan besarnya pengaruh unsur seni lainnya 
        a. Opera, yaitu drama yang menonjolkan seni suara atau musik. 
        b. Sendratari, yaitu drama yang menonjolkan seni drama dan tari. 
        c. Tablo, yaitu drama tanpa gerak atau dialog. 
    5. Bentuk-bentuk lain 
        a. Drama absurd, yaitu drama yang sengaja mengabaikan atau melanggar konversi alur,                               penokohan, dan tematik. 
        b. Drama baca, naskah drama yang hanya cocok untuk dibaca, bukan dipentaskan. 
        c. Drama borjuis, drama yang bertema tentang kehidupan kaum bangsawan (muncul abad ke-18).         d. Drama domestik, drama yang menceritakan kehidupan rakyat biasa. 
        e. Drama duka, yaitu drama yang khusus menggambarkan kejahatan atau keruntuhan tokoh utama.         f. Drama liturgis, yaitu drama yang pementasannya digabungkan dengan upacara kebaktian gereja             (di Abad Pertengahan). 
        g. Drama satu babak, yaitu lakon yang terdiri atas satu babak, berpusat pada satu tema dengan                     sejumlah kecil pemeran gaya, latar, serta pengaluran yang ringkas.
        h. Drama rakyat, yaitu drama yang timbul dan berkembang sesuai dengan festival rakyat yang ada             (terutama di perdesaan).

C. Mengidentifikasi Unsur-unsur Drama

    Berikut paparan lebih lengkap tentang unur-tersebut.
  • Latar
Latar adalah keterangan mengenai tempat,  waktu, dan suasana di dalam naskah drama.
  • Penokohan
    1. Tokoh gagal atau tokoh badut (the foil)
    2. Tokoh idaman (the type character)
    3. Tokoh statis (the static character)
    4. Tokoh yang berkembang
  • Dialog
          Drama, percakapan atau dialog haruslah mencakup dua tuntutan sebagai berikut:
    1. dialog harus turut menunjang gerak laku tokohnya.
    2. Dialog yang diucapkan dalam pentas lebih tajam da tertib daripada ujaran sehari-hari.
  • Tema adalah gagasan yang menjalin struktur isi drama.
  • Pesan atau amanat merupakan ajaran moral didaktis  yang disampaikan drama itu kepada pembaca/penonton.


D. Ciri-ciri Kebahasaan Teks Drama

Teks drama juga memiliki ciri-ciri kebahasaan sebagai berikut. 
    1. Banyak menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu (konjungsi kronologis). 
    2. Banyak menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa yang terjadi. 
    3. Banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan oleh               tokoh. 
    4. Menggunakan kata-kata sifat (descriptive language) untuk menggambarkan tokoh, tempat, atau            suasana.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FAKTA MENARIK GAME HILL CLIMBING RACING

  HILL CLIMBING RACING SEJARAH Hill Climb Racing adalah sebuah permainan video mobil balap yang dikembangkan oleh studio permainan Finlandia...